Selasa, 08 Maret 2016

FTIf Journey 2016



FTIf Journey adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Teknologi Informasi selama 2 hari pada tanggal 27-28 Februari 2016 dimana aku dikenalkan pada sebuah keluarga baru bernama Abhimanyu. Keluarga baruku berasal dari jurusan Teknik Informatika dan tentunya jurusanku sendiri, Sistem Informasi. Selain menggunakan name tag yang merupakan identitas dari setiap peserta FTIf Journey, keluargaku ini menggunakan slayer berwarna kuning. Pada hari pertama, personil kami yang datang hanya 14, tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat kami untuk mengikuti FTIf Journey. Serangkaian acara di hari itu membuat kami merasa kelelahan sekaligus bahagia karena banyaknya tambahan pengalaman yang tidak terkira. Yang paling kuingat adalah kedatangan teman-teman dari yayasan tuna netra. Mereka yang berjumlah sekitar 6 orang menunjukkan kebolehan mereka dalam bermain musik, sekaligus membagikan pengalaman-pengalaman yang bisa dibilang bagi kita sudah biasa, tetapi bagi mereka adalah suatu hal yang luar biasa. Mereka mengajarkanku tentang arti sebuah perjuangan dan pelajaran bahwa keterbatasan tidak bisa menghalangimu jika kamu sudah berkeinginan. Selain materi, ada game yang sangat seru dan mempunyai banyak tipe permainan. Game pertama yang kami mainkan adalah semacam ular-ularan tetapi dengan mata tertutup, sebagai penunjuk arah hanyalah tepukan dari tangan teman di belakang kita yang mengisyaratkan akankah belok kiri atau ke kanan. Pada game pertama ini kami kalah, tetapi game ini membawa semangat tersendiri bagi kami untuk memberikan yang terbaik di game selanjutnya. Terbukti, kami menang di 4 game tersisa dan membawa kami menduduki klasemen pertama bersama 3 kelompok lain yang juga sama-sama menang 4 kali dari 5 kali permainan. Dari game inilah aku paham arti dari kalimat “Menangislah sebentar, kemudian tersenyumlah lebih lama”. Segeralah bangkit saat kamu terjatuh, karena kalau tidak, kamu akan tertinggal. 

Selanjutnya, agenda hari kedua adalah bakti sosial. Melihat orang-orang yang berasal dari kalangan bawah membuatku berfikir bahwa mereka boleh miskin, tetapi aku yakin mereka mempunyai hati yang lebih kaya dari kita semua. Perjuangan adalah makanan sehari-hari mereka. Ah, kata-kata tidak dapat menggambarkan mereka, mereka hanya terlalu indah dengan segala kesederhanaan yang mereka miliki. Sore harinya, satu FTIf 2015 membuat papermob membentuk tulisan FTIf sebagai pertanda berakhirnya acara FTIf Journey 2016.

"Hidup itu penuh warna, bersyukur akan membuatnya menjadi lebih indah"



Sabtu, 22 Agustus 2015

Perjalanan ke Masa Depan

Assalamualaikum, lagi di kereta nih *gaknanya*

Tujuannya balik ke kota perantauan yaitu surabaya, ITS disana sudah menunggu untuk meng-ospek-ku. Di jadwal, tanggal 25 pengukuhan oleh rektor, 26-27 IPITS, 28-30 Gerigi, dan 31-5sept OK2BK dan 7 september kuliah perdana! Berasa orang penting karena jadwal padet banget *lah. Oh iya mau bagi info, kalo mau ke ITS dari stasiun gubeng naik lyn, turun di stasiun gubeng baru lalu keluar stasiun, nah di depan yg ada banyak becak, taksi dll itu belok kiri aja trus ke kanan. Nanti pasti ngelewatin pdam surabaya di kanan jalan. Lurus aja ngikutin jalan, di perempatan nyebrang ke arah kiri, ada bangunan putih besar nah didepannya ada banyak lyn warna kuning. Fyi, lyn O yang menuju ke its ngetemnya di depan Unair kampus A itu.

Banyak rumor disana-sini tentang pengkaderan di ITS, tapi karena aku belum ngalamin secara langsung ya belum berani bilang. Tapi dari namanya aja udah keliatan, logikanya ITS tuh kan institut, jadi ya harus spesial. Vivat! Hidup ITS! Hidup ITS! Hidup ITS!

Kakak jurusan apa sih di ITS? Aku jurusan sistem informasi, fakultasnya FTIF. Satu fakultas cuma 2 jurusan sistem informasi dan teknik informatika, dikit banget kalo dibandingin fakultas lain. Fakultas yang paling muda juga, tapi prestasinya wiiih jangan tanya :D

Sebenernya perasaan homesick pasti ada di awal-awal merantau, tapi ya mau gimana lagi demi masa depan juga :) ada quote dari Wiz Khalifa gini bunyinya "Cry as much as you want to, but make sure when you're finished, you never cry for the same reason again" yeah jangan nangis untuk hal yang sama, apalagi yang ditangisin ngerasa aja enggak eaaa *mendadakcurhat

Sampai disini dulu readers, Doakan aku semoga selalu dalam lindungan Allah SWT dan dilancarkan segala urusannya ya *aamiin 3x*

Senin, 27 Juli 2015

Pengalaman Naik Bis dan Kereta Api ke Malang

Ada yang dalam waktu dekat ini mau main (bahasa kerennya ngetrip) ke Malang? Pas sekali postingan ini mau ngebahas alat transportasi dari Tulungagung menuju Malang. Check this out, guys :D

Ceritanya, dari beberapa hari yang lalu aku dan kedua temanku udah janjian mau main ke Malang. Mereka dalam rangka daftar ulang di Poltekkes Kemenkes Malang sedangkan aku cuma jadi sie penggembira alias nganterin :D

Setelah berdiskusi, diputuskan buat ke stasiun Tulungagung buat beli tiket. Ternyata, dari Tulungagung jadwal kereta ke Malang yang paling pagi sekitar setengah 10 sedangkan kereta terakhir dari Malang ke Tulungagung jam setengah 3. Fyi, kami memutuskan buat nggak nginep karena urusan daftar ulang cuma membutuhkan waktu tidak sampai 2 jam. Pas diitung-itung, kalo berangkat setengah 10 nggak bakal cukup waktunya, jadi kami memilih naik bis saat berangkat dan pulangnya naik kereta. Jadwal set!

D-Day (Today)
Kami bertiga sama-sama belum pernah naik bis ke Malang, jadi hanya mengandalkan dari cerita orang dan bertanya kesana kemari. Dari pengalaman yang kami kumpulkan, bis ke Malang yang enak dan tidak rawan dibohongi alias dioper-oper kesana kemari adalah Bis "Harapan Baru". Sedangkan bis yang lain sampai di terminal blitar harus oper bis lain, jadi membayarnya bisa dua kali lipat. Oke, janjian jam 5 pagi di Terminal Gayatri Tulungagung. Mereka berdua udah dateng duluan sedangkan aku jam 5 kurang baru berangkat karena ayah yang bertugas nganterin ke terminal nggak pulang-pulang dari masjid. Sampai di terminal masih jam 5 lebih 10 dan ternyata, bis harapan baru yang kami idam-idamkan ternyata baru saja berangkat. Kata kedua temenku yang nunggu di dalam terminal, bis harapan baru hanya berhenti sekitar 3 menit lalu berangkat lagi. Meskipun bis harapan baru nggak ada, kami mau tidak mau harus tetep berangkat karena jadwal daftar ulang tinggal hari ini. Akhirnya kami mencoba ke perempatan Jepun dengan harapan bisnya masih disana. Selama menunggu, banyak bis bagong yang lewat tetapi kami tetap memutuskan untuk menunggu. Tak lama kemudian muncul bis berwarna biru, namanya tirta apa gitu, aku lupa. Si kernet bisnya sempat bertanya kita mau kemana. Kami pun sempat bertanya apakah bis harapan baru sudah lewat atau belum, ternyata oh ternyata, bis harapan baru sudah lewat T.T

Nah si bis biru tadi udah ditolak, dan sempet jalan beberapa meter, tetapi tiba-tiba mereka mundur lagi dan bilang bahwa akan mengantar kita ke bis harapan baru dan sempat berjanji tidak menarik bayaran. Katanya mereka akan menelfonkan supir bis harapan baru untuk menunggu kami bertiga di terminal blitar. Akhirnya, kami pun setuju. Setelah naik ke dalam bis, kami tidak punya kecurigaan apa-apa karena memang si kernet bis terlihat sedang sibuk menelfon dan menanyakan dimana posisi bis tersebut. Kami pun asik bercerita, meskipun sebenarnya aku sempat tidak enak karena aku yang datang paling akhir huhu. Tetapi mereka dengan yakin mengatakan tidak apa-apa sambil tersenyum menguatkan, kata mereka, toh ini bisa buat pengalaman, kita kan lagi ngetrip :D

Saat sedang asik, si kernet bis menghampiri kami dan meminta bayaran. Dengan berat hati kami membayar sebesar 15 ribu dengan harapan setelah ini kami akan dipertemukan dengan bis harapan baru #Eaaa Kira-kira setengah perjalanan, si kernet bis datang lagi dan meminta tambahan 5 ribu per orang dengan alasan tarif hari raya. Padahal, hari ini hari senin dan sudah H+10. Baiklah kami pun lagi-lagi manut. Harapan naik bis harapan baru pun sirna karena kami diturunkan di pinggir jalan dan disuruh mengoper ke bis bagong yang sudah siap menadah di depan bis kami dengan alasan bis biru yang kami tumpangi tidak turun di terminal blitar. Total 4 orang turun dan oper ke bis bagong. Aku sempat melihat kernet bis memberikan uang sebesar 10 ribu ke kernet bis bagong. Hati dan otakku langsung memberontak, pasti ada persekongkolan dibalik mereka. Dan lagi-lagi ternyata pil pahit yang harus kami telan, kernet bis bagong yang kami naiki meminta lagi bayaran sebesar 20 ribu. Aku berpikir, oh ternyata mereka sibuk menelfon tadi itu buka untuk membantu kami tetapi hanya semata-mata mencari keuntungan pribadi. Salah satu temanku bingung dan bertanya apakah kami benar-benar akan diturunkan di terminal arjosari malang karena sebelumnya kami dibohongi. Si kernet bis menjawab dengan galak sambil mengancam kalau tidak mau membayar kami akan diturunkan di pinggir jalan tersebut. Manut lagi, hanya itu yang bisa kami lakukan.

Bis bagong ini sempat berhenti di terminal blitar, dan disana aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau bis biru tadi juga ada disana. Apanya yang bilang tidak turun, aku tersenyum miris. Bis harapan baru juga ada tepat di depan bis biru tersebut. Ah sudahlah nasi sudah menjadi bubur, diikhlaskan saja. Disamping temanku ada ibu-ibu yang berasal dari tulungagung dan beliau bilang bahwa beliau naik dari terminal gayatri tulungagung dengan harga tiket 20 ribu dengan ketentuan turun di terminal gadang malang. Astaghfirullah, berarti memang benar kami telah tertipu. Sepanjang jalan tersisa kami hanya positif thinking bahwa kami akan sampai ke terminal arjosari.

Beberapa jam berlalu, kami sudah masuk ke kabupaten malang. Saat di terminal gadang malang, permainan nakal mereka dimulai lagi. Si kernet bis berkata bahwa kalau mau ke terminal arjosari kami harus turun dan naik angkot AMG karena jam mereka tidak nutut untuk mengantarkan kami ke terminal arjosari. Seluruh penumpang akhirnya turun. Kata ibu-ibu baik hati tadi, untuk ke poltekkes kami bisa naik angkot AMG lalu di terminal arjosari oper ADL. Big thanks to her :) Temanku yang sudah pernah ke poltekkes bilang bahwa oper angkot di stasiun malang kota baru bisa dan kebetulan kami melewati stasiun. Akhirnya kami turun, lalu naik angkot ADL dan sampailah di Poltekkes Kemenkes Malang dengan biaya angkot 9 ribu. Alhamdulillah :)

Total biaya yang dihabiskan 49 ribu, sedangkan bila tadi kami menaiki bis harapan baru, biaya total tidak akan mencapai 30 ribu. Btw, apa sih yang membuatku mau repot-repot menulis pengalaman yang panjang ini padahal selisih biayanya jika dilihat cukup kecil bagi sebagian orang. Kalian tahu, aku mengerti rasanya dibohongi. Aku tahu rasa ke-tidaktenangan duduk di dalam bis karena sewaktu-waktu bisa dioper. Dan aku tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama denganku karena itu menyakitkan. Aku memang tidak bisa menindak/menghukum perlakuan mereka kepadaku karena aku bukan siapa-siapa, tetapi setidaknya dengan membagikan pengalamanku ini bisa menjadi pelajaran untuk kalian yang first-timer ke Malang dari Tulungagung menaiki bis.

Skip acara disana, langsung perjalanan pulang ke stasiun. Kami dari Matos (Malang Town Square) menaiki angkot AL yang menuju stasiun Malang kota baru. Membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk sampai dan saat itu waktu di stasiun sudah menunjukkan setengah 3 kurang 5 menit. Kami pun menuju pemeriksaan tiket seharga 15 ribu. Setelah itu kami dengan terburu-buru memasuki jalur 2. Kereta yang dijadwalkan jam setengah 3 ternyata molor sejam * indonesian people ckckck

Dan disinilah kami, di dalam kereta dhoho-penataran menuju kota kelahiran, Tulungagung. Terimakasih telah menjadi partner jalan-jalan yang sangat baik, Sipah, Lunda *bighug. And Mr. Masinis kereta, please take care of us hihi :3

Kamis, 23 Juli 2015

Have a Nice Trip in My World!

Ohayou!

Blog ini udah banyak sarang laba-laba disanasini. Udah lama banget nggak pernah ditengok *bow

Pertama kali bikin blog pas smp kelas 2 (2011), waktu itu dikasih tugas sama pak wahyu yg merupakan guru komputer di smpn 1 tulungagung. Jujur, setelah tugasnya udahan ya nggak pernah dibuka lagi, tapi nggak pernah dilupain kok #ea

2 tahun berlalu, tiba tiba kangen aja nulis dan teringat kalo punya blog ini. Mulai deh blog ini dibuka dan dari sana terlahirlah 2 post yang masih sangat "polos", hanya sekedar share lirik lagu. Dan setelah itu, nggak pernah buka lagi dengan alasan sibuk, nggak sempet, dll padahal udah ada keinginan buat rajin posting, apalah daya keinginan tanpa niat yang kuat membuatku lagi-lagi kalah dan blog jadi terbengkalai :( 

2 tahun berlalu lagi. Aku mikir, mungkin siklus kangen nulis ini sekarang terjadi lagi. Dan dalam hati lagi menata niat yang kuat untuk rajin posting. Banyak kejadian di hidupku yang aku pikir bakal bermanfaat kalo dibagi ke orang lain, jadi tunggu ya posting-posting selanjutnya :) 

Finally, 4 years and still counting, I hope. Ada satu quote dari Pramoedya Ananta yg insyaAllah bisa menjadi landasan niat yang kuat buat rajin nulis kedepannya dan selalu aku ingat karena kata-katanya yang mendamaikan. Ini dia quote-nya :

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)” 

Aku ingin menjadi abadi. That's why I write. Rasanya menyenangkan kalau tulisanku dikenang oleh orang-orang yang bahkan aku sendiri kadang tidak kenal. Jadi sudah diputuskan, blog ini akan jadi partner curhat, share pengetahuan, atau bahkan reminder buat kejadian-kejadian penting yang sudah kulewati. Semoga bisa istiqomah aamiin. 

- R -